Stress? Overthinking? I Don't Know



I Think, This Is Me.



       Memasuki awal bulan Juli dan tahun ketiga gue kuliah, banyak banget hal-hal yang dipikirin sekarang. Jadi mahasiswa semester tua, tentu udah memikirkan,
                     "nanti magang dimana ya?"
                             "ambil judul skripsi apa ya?"
                                    "setelah lulus mau ngapain ya?"
 Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul di gue. Bahkan ketika libur-libur semester kayak sekarang ini, gue selalu mikir, apakah gue harus produktif atau let me take a break from collage? Jujur dititik itu bingung banget, karena gue tipe yang memendam sendiri dan mencari jawaban sendiri yang bahkan ga ketemu jawabannya apa. Gue yakin, ga hanya gue yang punya keadaan kayak gini, tapi disini gue ingin meluapkan semua perasaan gue melalui tulisan, mungkin akan berantakan dan loncat-loncat pembahasannya, pardon me, gue bukan penulis yang handal, but gue mencoba untuk menulis agar kalian paham tulisan gue.

    
    Setiap malam pasti ada waktu-waktu overthinking, hal itu hampir selalu terjadi di gue setiap malamnya. apa sih yang di overthinking-in? apapun. Terkadang tentang pertemanan, diri sendiri, perkuliahan, percintaan, keuangan, tapi yang paling sering adalah pertemanan dan diri sendiri. Gue merasa bahwa, gue ini belum push the limit , hal ini karena gue selalu melihat temen-temen gue yang selalu produktif dan keluar dari zona nyaman mereka dan push their limit. Disitulah gue merasa, 

                'Oh, kayaknya gue emang belum push the limit, gue harus keluar dari zona nyaman gue, tapi mulai dari mana? apa yang harus gue lakuin?' 

pikiran itu selalu muncul ketika melihat temen-temen gue, gue merasa jauh di belakang mereka. Gue sadar kalo kita gabisa bandingin diri kita dengan orang lain, atau kita punya waktunya masing-masing. Tapi, apa iya seperti itu, apalagi sekarang umur gue memasuki awal 20an, apa iya jalan yang gue pilih untuk tetap menikmati dan mencari jati diri ini benar dengan hanya berdiam diri, kebingungan, dan mencoba hal-hal lain tetapi setengah-setengah? Ya, gue sudah mencoba untuk memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman gue, seperti mendaftar volunteer, internship, magang, dan sebagainya, hasilnya? gagal.  Gue selalu merasa yakin dengan skills yang gue punya, tapi karena sering ditolak, sepertinya skills yang gue punya ini setengah-setengah. 😭😭

    Adapun gue yang memberanikan diri untuk mengambil kesempatan menjadi kepala divisi di sebuah himpunan prodi gue. 

                                           Lalu, gimana dengan divisi itu? gue merasa gagal.😞

Gue merasa sebagai leader gagal, setengah periode udah di lalui, tapi keadaan divisi gue masih seperti itu, tidak menyatu. Tentu itu salah gue bukan? karena gue sebagai ketua divisi itu. Selama menjadi Kadiv (Ketua Divisi), gue merasa menjadi bos yang suruh-suruh bawahannya, bukan seperti leader yang gue harapkan. Gue merasa dulu, saat SMA gue merasa bisa dan mampu menjadi seorang leader, bahkan SMP pun 2 tahun gue menjadi ketua kelas, apa kemampuan gue menurun? entahlah. Gue mencoba menyelesaikan permasalahan gue, dengan mencari tahu apa yang salah dari gue, cara gue dalam memimpin dan membimbing, gue salah. Dari awal gue udah salah dan gue bingung bagaimana memperbaiki itu. Gue belajar leadership dengan melihat bagaimana orang tua gue menjadi pemimpin dan tentu gue terapkan, tapi entah kenapa sepertinya tidak mempan di gue, gatau. 

    Sampai kapan gue akan seperti ini? gatau, gue bingung dan gatau. Gue merasa perlu untuk mencari mentor, coach, dan sejenisnya untuk membimbing gue, tapi gatau. Gue benci deh sama diri sendiri. Semuak itu sama diri sendiri. Gue merasa berada di palung terdalam, iya gue lebay, maaf. Tapi itulah yang gue rasakan saat menulis ini. Banyak hal yang gue pikirkan, tapi ketika keesokan harinya, gue merasa gapernah merasakan apa-apa, gue merasa mati rasa? gatau, gue terkadang tidak merasakan apapun, flat. Gue sedang berusaha untuk keluar dari keadaan seperti ini, tapi keadaan seperti ini udah berlangsung hampir 3 tahun. Bukan hanya kebingungan gue tentang masa depan, pertemanan, dan sebagainya. Tapi secara spesifik gue juga terkadang merasa bersalah telah menyalahkan beberapa orang yang sebenarnya mereka engga ada salah sama gue. Gue hanya bersembunyi atas kebodohan gue, ntah lah emang seperti itu atau engga. 

     Akhir dari cerita yang sepertinya tidak jelas dan menggantung, intinya gue masih dalam tahap mencari kedamaian dalam diri sendiri, memahami diri sendiri, dan menerima diri sendiri. Tulisan panjang ini sebagai self healing gue yang sepertinya setelah menulis ini ada rasa lega di hati. Menulis, bercerita kepada kalian semua suatu hal yang baru bagi gue, apalagi ini adalah masalah pribadi gue. Gue hanya ingin menyimpan memori gue dengan tulisan ini. Sekian, Terima Kasih. 

         
 

Komentar

Postingan Populer